Ampo: Kuliner Khas dari Tanah Liat

Rifky Vidy Rakasiwi
3 min readMay 14, 2021

--

Bicara soal kuliner tradisional, Tiap daerah di Indonesia pasti memiliki kuliner khas dari daerah tersebut. Bahkan, beberapa makanan tersebut dibuat dari bahan yang unik. Salah satu makanan tersebut adalah Ampo. Makanan yang menjadi tradisi turun-temurun di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur ini dibuat dari tanah liat. Namun, tradisi ampo yang masih ada saat ini salah satunya berada di daerah Trowulan, Tuban, Jawa Timur.

Ampo yang menjadi makanan khas Tuban. Sumber: merdeka.com

Menurut salah satu produsen ampo yang ada Tuban, Rasimah, ampo sudah ada sejak abad ke-17 Masehi ketika masa kolonial Belanda. Penjajahan yang dilakukan menggunakan kebijakan cultuurstelsel (sistem tanam paksa) membuat masyarakat Tuban hidup dalam kemiskinan dan kekurangan pangan. Karena keadaaan itulah masyarakat mencari cara agar dapat bertahan hidup dengan membuat makanan yang berbahan dasar tanah liat yang sekarang dikenal sebagai ampo.

tanah dibentuk menjadi balok terlebih dahulu sebelum diserut. Sumber : dokumentasi pribadi

Pembuatan ampo awalnya dibuat dari endapan lumpur alluvial di sungai Bengawan Solo. Seiring berjalannya waktu, tanah yang digunakan diambil dari lahan pertanian daerah Bektiharjo. Setelah itu tanah kemudian ditiriskan diatas alas jemur yang terbuat dari karung beras, tanah yang telah ditiriskan diaduk dan dibentuk menjadi balok lalu dipukul menggunakan ganden (palu yang terbuat dari kayu) agar memudahkan penyerutan nantinya. Proses penyerutan tanah menggunakan bilah bambu yang menyerupai pisau dengan sudut ketajaman 30–60 derajat. Penggunaan bilah bambu dilakukan secara turun-temurun untuk menjaga identitas dari ampo tersebut. Selain itu juga untuk membuat gulungan ampo menjadi lebih rapi.

ampo yang telah diserut. Sumber: dokumentasi pribadi

Pembuatan ampo berikutnya adalah memasak menggunakan Teknik pengasapan. Ampo yang sudah digulung dimasukkan ke alat pemanggang berupa belanga yang dilubangi pada bagian atasnya. Kemudian lubang tersebut ditutup menggunakan gerabah. Pengasapan ini berlangsung sekitar 20 menit. Dalam pengasapan tersebut harus memperhatikan waktu agar ampo matang dengan sempurna karena pengasapan yang terlalu lama membuat ampo menjadi gosong dan rasanya pahit. Ampo yang sudah matang sempurna akan memiliki aroma yang khas dan sudah siap untuk dikonsumsi atau dijual ke pasar. Ampo sendiri tidak memiliki masa kedaluwarsa karena bahan yang digunakan adalah tanah liat, ditambah proses pembuatannya tidak campuran bahan kimia sehingga ampo masih bisa dimakan meskipun telah disimpan bertahun-tahun.

tungku yang digunakan untuk pengasapan ampo. Sumber: dokumentasi pribadi

Pewarisan ampo ini cukup unik dimana hanya para wanita dari keluarga yang bisa membuat ampo tersebut. Dalam buku Tradisi Ngampo Masyarakat Tuban menjelaskan bahwa perlu ketekunan dan ketelatenan Ketika membuat gulungan-gulunga ampo tersebut, dimana sifat ketelatenan tersebut tidak dimiliki oleh banyak orang terutama laki-laki. Bahkan setiap generasi hanya ada satu atau dua perempuan yang mampu membuat ampo.

Selain makanan, ampo juga digunakan dalam ritual sebelum sunatan dan sebelum pernikahan. Ampo juga tidak terlepas dari mitos yang berkembang kuat di Tuban. Dalam mitos tersebut ampo yang dimakan ibu hamil dipercaya dapat menghaluskan kulit bayi. Menyembuhkan penyakit perut dan melancarkan pencernaan. Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa IPB pada tahun 2010 membuktikan secara medis bahwa ampo layak dikonsumsi oleh ibu hamil karena mengandung zat besi, magnesium, natrium, kalsium, vitamin dan beberapa zat lain yang baik bagi Kesehatan ibu hamil maupun bayi yang ada dalam kandungan.

Referensi:

M, Rizka Nur Laily. (2020, Maret 15). Mengenal Ampo, Camilan Tradisional Asal Tuban yang Terbuat dari Tanah Liat. Retrieved from merdeka.com: https://www.merdeka.com/jatim/mengenal-ampo-camilan-tradisional-asal-tuban-yang-terbuat-dari-tanah-liat.html?page=all

Purnomo, Edy., dan Suantoko. (2017). Tradisi Ngampo Masyarakat Tuban. Tuban: Pemerintah Kabupaten Tuban Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tuban.

Redaksi. (2018, Juni 29). Budaya Makan ’Ampo’ di Tuban yang Terlupakan. Retrieved from timurjawa.com: http://www.timurjawa.com/2018/06/29/budaya-makan-ampo-di-tuban-yang-terlupakan/

--

--